BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Rabu, 05 Mei 2010

sleepover, than TS. Good Time :)

5 Mei 2009
lokasi : kamar muti

situasi : libur dan capeeek.

Ehm..

Jadi cma mau ngasih tau aja (atau krennya FYI) baru pulang dr rumahny aura. She's my friend, if you ask. sbenarnya dri kmrn sih plg ny. ngawur dikit ga pa pa lh.
Jadi muti baru dari acara sleepover. Bareng Dora, Ira, and of course Aura. Tadinya mah banyak yg ikut, eh malah yg datang kok dikit yah. ya udahlah :)
Jadi sleepovernya di awali dgn nonton Glee episode 14 & 15. OMG, cool !!! well, yeah, okay. We're a TOTAL GLEEK :) But we're poud of it. Trus di lanjut dgn kedatangan Ira, membawa CD "BandSlam" yg paginya kita nonton bareng. COOL ! Trus dateng Dora, with a news yg ngebuat kita b3 nganga. Haha.

Nah, bsoknya, kita ke TS. With the same people, of course. Muti, Aura, Ira, dan Dora. Plus GG. ("Girl just wanna have fun" & "Girls Night Out" - Miley Cyrus mode : on)Kalo ga tau TS, it's Trans Studio. It's kind of playground..no, it's not. It's like..yah trserah lah.
Jadi,dsana kita (I'll make it like a list, okay.) :
1. Putar petir.
Kita naik 3 kali. It's make my tummy sick. Trus jadinya malah geli. Muti naiknya sm Dora, it's crazy time. Di wahana itu ada spot yg kita dinaikinny tinggi gila, dan dituruninny rendah gila. kita triak2. gini bunyinya : AAA..III..UUu..eee..ooo.AAAA..II.. dan sterusnya.

2. Magic Thunder Coaster
Kita naik 3 kali, juga. Gila bgt. (I'm keep saying GILA.) Awalny biasa. stelah skitar 20-25 dtk kmudian, kita memasuki bagian yg ngeri gila. kyk mau jatoh lah. No more explanation.

3. Dragon tower.
naik 3 kali, lagi. well, Dora cm 2 kali. Awalnya dy takut. tp akhirny mau. Haha. Dora triak sblum dijatuhin. Diketawain sm bapak2 di sampingny muti. Ad jg mbak2 yg triak2 blg`"Astaghfirullah, ampun! ampun!" skalian aja shalat d situ, mbak. haha

4. Rimba Express
ini naik ny sekali aja. Tapi udh ngasih Aura "something." :P Jadi bgini critanya. Aura crita, dy prnah turun dri kreta2annya, trus jalan2 di wahana itu. Nah, Aura sm GG mau nyobain. Pas udh mau dket sma tempat mbak pnjagany brdiri, mreka brdua brusaha naek ke kretanya. Aura sm GG brebutan naek. Muti, Dora sm Ira cm bisa blg "Cepet naek, GG! cepet naek, aura!" Aura sm GG smakin brusaha naek, sadar kalo jarak kereta kita sm mbaknya udh deket. Tiba-tiba Aura jatoh, kyknya kedorong. Aura jatuh terduduk. Pas bangun, celananya Aura basah bagian belakangny. Ternyata saking keburu-burunya, Aura... itulah. ga usah dijelasin, yah. Tau sendiri kan? Aura jd suka ketawa2 sndiri ngingetnya, smp pulang.

5. Dunia Lain
Naik 3 kali. Ini nih yg paling nyebelin. Pertama naek, msh blum tau bner kyk gimana dalemnya, so we're freakin out. Apalagi kita naeknya ga ber lima. keretanya cm bsa br4. jadi trpaksa Dora bareng 3 anak kecil. Tp sebelumnya (mksdnya di jalanan masukny), kan ad mbak sm mas penjaga yg pake jaket aneh yg ad tutup kepalanya. Nah, pas yg kedua (Disini GG udh plg.) kita ngegangguin pnjaga2 itu. "Aah, Mbaknya jayus!" "Mas aktingnya jelek!" haha. Yang ketiga kita di bales sm penjaga2 itu. Udah dikenal kali, yh sm mreka. Pdhl banyak org di situ, tp cm KITA sasarannya. Kakiny muti aja smp keseleo dinjek aura yg di takutin sm tuh penjaga. Pas mau keluar dri tempat / trowongan (?) Ternyata 2 penjaga itu udh nungguin di pintu keluar, dan langsung naek di kereta kita. dasaarr!! itu nyebelin bgt. Dendam nyi pelet deh jdinya muti sm tuh penjaga.

6. Safari Track.
Kita naek 2 kali. yg ini mah biasa aja. cm gilany wktu yg kedua muti naek sm dora, dan pas kita di foto di wahana itu (ad kamera trsembunyi di stiap whana buat moto pengunjung) muti sma dora lg ngangkat tangan dan nyanyi2, kalo ga salah lguny woody woodpecker (gini yh tulisnnya? penting?). Gitulh.

7. Tribute to HSM.
haha, lucu dan agak aneh, soalnya lgunya di bhs indonesia-in. Yah ga pa palh. bagus kok.

Bnyak sih yg kita naekin. Tp ga trlalu penting utk di omongin.

That's all. sori klo aneh, u know. Otak muti lebay and it could be- KOSONG. selain itu, muti udh lma g nulis di blog ini. yah, udalh. it's just FYI that I'm having a great time. thanks to Aura, GG, Ira, Dora. I hope we can do it next time. thanks :)

Note : utk mbak dan mas pnjaga, awas yaah !! haha :(

Minggu, 25 April 2010

Kartini Sejati

Aku terbangun pagi ini, karena cahaya matahari menyinariku, seakan membangunkanku dari mimpiku. Wah, sudah pagi! Kataku dalam hati. Mataku langsung tertuju pada jam dinding di kamarku. Jam setengah 6… ah, masih bisa tidur lagi, kok! Aku tahu, seharusnya aku sudah harus bersiap-siap ke sekolah karena pintu gerbang sekolah akan ditutup pukul 07.00. Huuaam, baru saja aku menguap yang kata Ibuku aku terlihat seperti badak saat aku menguap, Becky si gigi maju adik perempuanku (yang lebih tepat kalau kusebut adik laki-laki, sebab dia sangat menyebalkan, tomboy, seperti laki=laki, deh, pokoknya!) langsung masuk ke kamarku. Dia basah kuyup! “Hei, kalau mau masuk ke kamarku, ketuk dulu…astaga, kenapa kau basah begitu?!” aku terkejut melihatnya. “Well, sebaiknya kau cepat bangkit dari tempat tidur itu, kalau tidak kau akan disiram oleh ibu sepertiku.” Becky mengingatkanku. Aku langsung loncat dari tempat tidurku. Aku dan Becky memang sama-sama MALAS. Hanya itu kesamaan kami.
Aku langsung mengganti pakaianku. Kurasa aku akan memakai warna pastel, gumamku. Sekolahku memang memperbolehkan murid-muridnya memakai baju bebas, asalkan, tentu saja, sopan dan bersih. Itu adalah salah satu hal yang membuatku betah tinggal dan sekolah di Inggris ini yang penuh kebebasan tapi tetap memperhatikan keteraturan. Tak terlalu banyak peraturan ini dan itu. Aku kemudian mengambil scarf merah kesayanganku, dan langsung berlari menuju tangga, dan kemudian ruang makan. Hmm, sarapan pagi ini sandwich! Menu sarapan favoritku! “Pagi, bu. Sandwichnya enak!” aku sulit berbicara karenamulutku penuh dengan sandwich. “Pagi, Kat. Hari ini hari terakhir sekolah sebelum libur musim panas, kan? Oh, iya, Kat, Ibu nanti mungkin akan pulang sore, karena Ibu harus menyelesaikan artikel untuk rubrik baru.” Ibu memang seorang editor majalah ilmiah anak. Aku pernah ke kantornya. Keren sekali, penuh dengan mainan anak-anak. “Oh, iya. Jangan kupa nanti telpon Kartini, ya. Dia kan ulang tahun minggu depan.”
Aku langsung teringat Kartini. Gadis cilik itu adalah sahabat sejatiku saat di Indonesia. Dia penjual topeng binatang di perempatan jalan dekat rumahku dulu. Dia sangat baik juga berani. Aku kagum dengannya, sebab dia adalah salah satu tulang punggung keluarganya. Dia berbeda 3 tahun denganku, seumuran dengan Becky. Orangtuaku membantunya untuk bersekolah, jadi sering kupinjamkan buku sekolahku dulu. Wajahnya tak pernah murung, selalu saja tersenyum. Aku tak tahu, apa yang bisa membuatnya setegar itu menjalani hidup ini.
Sepulang sekolahku, di Tribeca Prep Middle School, aku langsung berlari menuju kamarku yang bernuansa biru. Aku memang sangat suka pada warna biru. Aku langsung mengangkat gagang teleponku. Aku langsung memencet tombol-tombol di telepon itu, aku menelpon telpon rumahku. “Halo?” suara Bik Sum terdengar jelas. “Bik Sum, ini Kat, Katherine.” Kataku. “Oh, iya non. Apa kabar? Udah lama gak nelpon,” kata Bik Sum dengan mendhok jawa yang khas. “Baik, Bik Sum. Eh, Bik, bisa minta tolong gak? Tolong panggilin Kartini dong.” Aku tak sabar. “Eh, non, Kartini kan udah 2 bulan ga jualan lagi.” Lapor Bik Sum. “Loh, kenapa Bik?” tanyaku. “Gini, neng. Denger-denger gossip, katanya si Tini dilarang sekolah lagi oleh pamannya, setelah orangtuanya meninggal sebulan lalu. Kata pamannya, Tini gak boleh sekolah, karena sekolah hanya akan merepotkan Tini. Tini harus ngejagain tokonya Pamannya. Gitu, neng. Kasihan ya.” Jelas Bik Sum panjang lebar. Wah, tumben hobi ngegosipnya Bik Sum berguna, hehe. “Oh, gitu. Ya udah, deh. Nanti Kat telepon lagi. Daah.” Aku menutup telepon.
Aku menghempaskan tubuhku ke tempat tidurku. Tega banget pamannya Tini, pikirku. Hari gini, masih mikir sekolah gak penting? Ya ampun. Menurutku itu gak adil buat Tini. Aku harus menyelesaikan semuanya. Baru saja terlintas sebuah ide di kepalaku, panggilan dengan aksen British Ms. Beckworth menghancurkannya. Dia adalah pelayan di rumahku. Dia memanggilku untuk makan siang. Uuh, Ms. Beckworth, ngerusak ide orang aja!
Saat Ibu pulang, aku langsung berlari menuju Ibu, mencoba membantu membawakan tasnya dan memberi senyuman. “Oke, sekarang apa maumu?” Wah, Ibu sudah tau kalau aku membantunya dengan alasan tertentu! “Aku mau libur musim panas kuhabiskan di Indonesia,” kataku. “Hah? Kenapa kau tiba-tiba berpikir seperti itu?” Ibu terlihat cukup kaget. “Ayolah, bu. Aku janji aku gak akan merepotkan Ayah.” Ayah memang tinggal di Indonesia untuk setahun ini untuk menyelesaikan sekolahnya yang tertunda. Kemudian ayah akan tinggal di Inggris bersama kami. Setelah berfikir sejenak, Ibu akhirnya mengizinkan. Aku langsung berterimakasih dan berlari ke kamarku untuk memberitahukan Ayah bahwa aku akan ke Indonesia.
Setelah 3 hari bersiap-siap, akhirnya aku berangkat ke Jakarta, Indonesia. Aku langsung memeluk Ayahku saat aku menemuinya di bandara. Sesampainya di rumah, Bik Sum langsung menyambutku dengan makanan kesukaanku, nasi kuning buatan Bik Sum. Kebetulan aku sangat lapar saat itu, Aku langsung melahap nasi kuning itu. Saat makan malam, aku memberitahukan maksud kedatanganku ke Indonesia yang sebenarnya. Ayahku hanya mangut-mangut mendengar ceramahku. “Tapi Kat, ini masalah keluarga Kartini, dan itu bukan hak kita untuk ikut campur.” Ayah berusaha menjelaskan kepadaku. “Tapi, yah. Kartini itu sahabatku. Dan sahabat saling membantu saat ada masalah. Kartini sedang dalam masalah, yah. Aku harus membantunya.” Aku meyakinkan Ayah. “Aku harus menyelesaikan semuanya, yah. Aku bisa kok.” “OK, tapi jangan membuat masalah.” Kata Ayah.
Keesokan harinya aku langsung menuju rumah paman Tini. Ternyata Tini sedang duduk di toko pamannya. “Kartini!” Aku berlari menuju Kartini. Kami langsung berpelukan. Setelah melepas rasa rindu, aku memberitahu maksud kedatanganku. “Aku harus memberitahukan Paman kamu bahwa sekolah itu sangat penting, meski untuk perempuan.” Kataku dengan tegas. “Gak usah mbak” katanya lirih. Aku harus bisa menerima kenyataan bahwa aku tidak usah bersekolah. Kata paman itu yang terbaik.” Kartini menolak. “Terbaik untuknya, bukan untuk kamu.” Kartini hanya menunduk mendengar kata-kataku.
Beberapa hari kemudian ketika Kat menikmati rujak yang dibelinya dari tukang rujak keliling, Si tukang rujak bertanya kepadaku, “Kelihatannya sedang bingung, ada apa neng?” Aku menceritakan keadaan kartini yang dilarang oleh pamannya bersekolah. Tiba-tiba kartini datang ke rumah. Eh paman di sini… Kartini memperkenalkan aku pada penjual rujak tadi yang ternyata adalah paman Kartini. Paman kartini kelihatan sedang marah, “Kartini telah menceritakan pendapat Neng Kat untuk tidak menyekolahkannya, tapi ini keputusan yang terbaik” kata pamannya.
Tapi paman, Raden Ajeng Kartini telah berjuang keras untuk memperjuangkan kesempatan perempuan untuk sekolah tapi paman malah melarang Tini untuk sekolah.” jawabku. Paman berusaha membalas, “Tapi…” “Paman, sebenarnya Tini ingin sekali bersekolah! Sekolah adalah adalah tempat aku mendapatkan kebahagiaan. Tolonglah, paman. Izinkan aku bersekolah kembali.” Ucap Kartini sambil menangis. Paman Kartini tidak bisa berkata-kata. Dia terharu melihat semangat bersekolah keponakannya itu. “Baiklah, Tini. Kau boleh bersekolah lagi.” Kata paman akhirnya. Kartini memeluk pamannya.
“Terima kasih Kat, kamu adalah sang Kartini Sejati.” ucap Tini sambil mengusap air mata haru.

Jumat, 12 Februari 2010

" CHOCOLATE CHIP COOKIES VALENTINE "

“Huuh.. “ Gina mendesah panjang. Dia duduk termangu, sendiri di tempat duduknya yang sepi itu. Sambil meratapi dirinya yang terus sendiri selama 3 hari ini. Dia hanya bisa memandangi Nanda, tertawa cekikikan bersama teman-teman barunya, di bangku deretan belakang.
Yah, sudah 3 hari ini Nanda dan Gina gak hangout bersama, bahkan hanya untuk menyapa pun tidak. Padahal sebelumnya, mereka adalah sahabat karib, yang selalu kemana-mana bersama. Tapi sekarang, duduk di samping Gina pun Nanda terlihat enggan. Entah karena alasan apa, Nanda terlihat menjauhi Gina.
Sesampainya di rumah, Gina langsung merebahkan dirinya di atas tempat tidurnya. Dia mengambil toples chocolate chip cookies yang selalu tersedia di kamarnya. Gina memang sangat suka chocolate chip cookies. Bahkan, satu toples chocolate chip cookies yang penuh, habis dilahap olehnya sendiri.
Pandangannya terarah ke kalender di meja belajarnya. “Bentar lagi 14 Februari, Valentine’s day..” gumamnya. Gina jadi teringat pada hari valentine tahun lalu. Dia dan Nanda pergi nonton bareng, film yang diperankan oleh artis favorit mereka, Miley Cyrus. Mereka memang penggemar berat artis itu. Memang, setiap hari valentine setiap tahunnya, mereka pasi meluangkan waktu bersama, serta tukar kado. Tetapi Gina belum tahu, apakah mereka akan tukar kado bersama Nanda tahun ini. Air mata pun mulai membasahi pipi Gina, melihat foto yang mereka ambil pada valentine’s day tahun lalu.
Tiba-tiba handphone Gina berbunyi. “Oh, sms dari Wanda.” Kata Gina. Wanda adalah teman baru Gina. Dia pindahan dari Norwagia. Ayahnya diplomat, dan keluarganya berencana menetap di Indonesia untuk beberapa tahun ini. Wanda adalah anak yang baik, mudah bergaul, dan juga sangat baik pada Gina. Tetapi, dia selalu sibuk dengan teman-teman Gina yang lain. Gina memang disukai oleh teman-temannya, karena sifat-sifatnya. Karena itu, kadang Gina tetap sendirian. Hanya sms yang selalu datang, dan itulah satu-satunya waktu dimana Gina dan Wanda bisa ngobrol.
Keesokan harinya, ketika Gina memasuki kelasnya pada pagi hari, Nanda dan teman-teman barunya berbisik-bisik sambil tertawa kecil, serta memandangi Gina dengan sinis. Gina berusaha untuk cuek, tetapi suara mereka terus terngiang di telinganya. Beberapa saat kemudian teman-temannya yang lain juga ikut memandangi Gina, adapula yang membaca selembar kertas dari Nanda. “Ceritanya bagus banget, Nanda!” “Kasian banget deh, si Nanda.” “Ah, masak sih? Mereka kan dulu sahabatan?” Semua anak membicarakan tentang tulisan di kertas itu. Gina berfirasat itu tentang dirinya.
Sepulang sekolah, saat semua anak sudah pulang, Gina memasuki kelasnya. Dia menemukan selembar kertas. Itu adalah tulisan yang dibuat oleh Nanda tadi pagi. “Nanda sepertinya melupakan kertas ini.” Gumam Gina. Gina pun mulai membacanya.
Aku gak bisa percaya, kok bisa orang yang dulu sangat dekat denganku, tempat aku curhat, dan membagi rahasia, malah memilih orang lain yang gak lebih lama dia kenal daripada aku. Padahal dia udah aku anggap saudara sendiri. Tapi dia kayaknya lebih percaya sama orang baru itu.
Yah, udahlah.. semuanya udah terjadi. Aku gak mau minta maaf atau apapun ke dia, sebab dia yang duluan. Kalau dia bener-bener mau kayak dulu lagi, harusnya dia yang minta maaf sama aku. Tapi itu kayaknya gak bakal terjadi. Thanks yah buat semua teman-teman yang udah mau ngedengerin curhatan aku, buat Wanda, dan terutama untuk Gina. :’(
“Oh, jadi ini semua gara-gara Aku lebih dekat sama Wanda.”ucap Gina. “Tapi dia kan gak seharusnya marah sama aku. Maksudku, aku memang kadang lebih dekat sama Wanda, sebab dia juga nge-fans sama idola favoritku. Dan dia juga gak seharusnya nulis ini dan dia sebarin ke semua orang!”gumam Gina. “Aduh, masalah ini makin besar aja! Aku kan hanya ingin kembali bersahabat dengan Nanda..”
Sore harinya, Gina menceritakan semua yang dia alami kepada Wanda lewat telepon rumahnya. Juga tentang tulisan yang dibuat Nanda itu. Gina tak sempat menceritakannya langsung, sebab Wanda tak masuk sekolah tadi. “Aku hanya ingin kembali berteman dengannya, Wanda! Aku hanya ingin semua kembali normal!”kata Gina kepada Wanda. “Aku sudah bosan seperti ini terus! ” Air mata Gina mulai bercucuran. “Aku tahu, Gina, aku tahu.” Ucap Wanda yang sedikit panik mendengar Gina sesenggukan. “Aku juga ingin kalian kembali bersahabat lagi. Bahkan semua orang juga ingin kalian seperti dulu lagi. Maksudku, siapa yang ingin melihat kalian bermusuhan seperti ini.” Gina mulai tenang mendengar ucapan Wanda. “Hanya satu yang dapat kamu lakukan, Gina. Minta maaf.” Ucap Wanda. “Hanya dengan satu kata maaf, dan,yah, semoga, kalian akan kembali seperti dulu lagi.” Gina termenung mendengar kata-kata Wanda. Tapi, itu kan tidak mudah, pikir Gina. “Kamu tahu kan, It’s not too late to apoligize !” Wanda pun menyanyi. “Hahaha, kamu salah! Harusnya kan it’s too late to apoligize. Eh, udah dulu, yah, Aku mau ngerjain PR. Daah.” Gina menutup telepon.
Keesokan harinya, tepat tanggal 14 Februari. Gina sudah pasrah tidak akan mendapatkan kado valentine dari Wanda. Gina sangat sedih meratapi dirinya sendiri. Disaat Nanda dan kawan-kawan sibuk bertukar kado. “Wah, Chintya, makasih banget yah. Kado ini ngingetin aku sama, ehm.. Gina.”ucap Nanda saat mendapat kado boneka dari Chintya. “Eh, Intan juga, makasih yah. Tau, gak, si Gina juga dulu pernah ngasih ini, loh!” Nanda terlihat kikuk setelah menceritakannya.
Sesampainya di rumah, seperti biasa, Gina langsung merebahkan dirinya, dan mengambil toples chocolate chip cookiesnya. “Yaah, habis. ” kata Gina. Tiba-tiba ada sms masuk. Tak disangka, itu adalah Nanda! Gina sambil deg-degan membaca sms itu.
“Gina, aku mau ngomong sesuatu sama kamu. Tapi gak bisa lewat sms. Aku tunggu kamu di taman sekolah jam 4 sore nanti. Nanda.”
Apa yah, yang mau di omongin Nanda? Gina bertanya-tanya. Saking penasarannya, pertanyaan itu sampai terbawa dalam mimpi di tidur siangnya. Saat terbangun, pandangannya langsung tertuju pada jam dinding kamarnya. “Astaga, sudah jam 15.50! Aku kan janjian sama Nanda jam 16.00!” Gina langsung meluncur ke kamar mandinya.
Sesampainya Gina di taman sekolah, Nanda ternyata sudah menunggu di sana. “Maaf, yah, Nanda, aku telat.” Kata Gina sambil ngos-ngosan karena berlari dari rumahnya. “Iya, gak apa apa. Ehm.. Gina,” kata Nanda melihat Gina tidak konsentrasi pada ucapannya. Tentu saja, Gina terlihat sedikit pucat saking capeknya. “Ada apa, Nanda?” kata Gina yang sedikit takut melihat Nanda. “Ehm..begini. Aku..aku mau minta maaf sama kamu.”Nanda sedikit ragu. “Minta maaf? Bukannya aku yang harusnya minta maaf sama kamu?”Gina heran. “Nggak, aku yang seharusnya minta maaf sama kamu. Oh, iya. Aku juga minta maaf tentang tulisan itu. Kamu membacanya kan?”ucap Nanda. “Loh, kok kamu tahu?” “Aku melihat kamu waktu kamu membaca tulisan itu di kelas.” Gina sedikit malu. “Aku tahu, aku gak seharusnya membuat tulisan itu, apalagi menyebarkan tulisan itu ke semua anak. Aku hanya terlalu kecewa sama kamu, Gina. Tapi aku sadar. Aku gak boleh ngelakuin ini. Maksudku, biarpun kecewa, gak ada gunanya ngelakuin ini. Jadi, aku minta maaf.” Nanda menjelaskan panjang lebar. Gina terpaku mendengarnya. “Aku juga minta maaf. Aku tahu, aku memang terlalu sering main dengan Wanda, sampai-sampai aku sedikit melupakanmu. Aku gak nyangka kamu bakal minta maaf. Aku malah pasrah, kalo aku gak dapat kado valentine dari kamu tahun ini.” Gina tersenyum. “Haha..yang penting sekarang kita baikan, kan? Oh, iya. Ngomong-ngomong aku ngebawain kamu kado valentine!” Nanda mengeluarkan chocolate chip cookies dari tasnya. “Astaga, makasih Nanda! Kamu tau aja toples chocolate chip cookies ku lagi kosong! Hahahah!” Tawa Gina dan Nanda mengiringi terbenamnya matahari..