BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Rabu, 13 Mei 2009

diary di april mop

DIARY DI APRIL MOP
OLEH : Mutia Larasati

Dear diary,
Hari ini tanggal 1 April 2009. Yup, bener banget. ‘April Fool’s Day’. Atau yang lebih sering disebut ‘April Mop’. Pagi ini aku sudah merasa hari ini akan jadi hari yang menyenangkan bagi semua orang. Terutama aku, hehehe.. Maklumlah, aku ini, kan, dijuluki ‘ratu jail sedunia’ oleh teman-teman se-geng-ku. Di antara 7 orang yang tergabung dalam geng “The Things” ini cuma aku yang rajin banget ngejailin anak-anak lain.
Aku sudah membayangkan, pasti di sekolah nanti akan terdengar gelak tawa dari kelasku. Tentu saja karena mendapat ‘kado kecil’ dariku. Hm..aku jadi teringat april mop tahun lalu. Aku memberikan mashpotatos atau kentang tumbuk yang biasanya ditaburi dengan keju mozzarella kemudian dipanggang hingga kejunya melumer. Hm.. pokoknya enak deh!! Nah, aku memberikan mashpotatos itu kepada ketua kelasku, Dita. Dita pun berkata dengan senyuman manisnya yang kata orang bisa melumerkan hati (alah!! tapi dia memang cantik, sih..), “Wah, makasih,ya, April, kamu baik banget! Tau aja aku suka mashpotatos...”
Tapi saat ia menyuapkan mashpotatos itu ke mulutnya..senyuman mautnya berubah menjadi wajah orang yang kedinginan!! Loh, kok kedinginan? Tentu saja, mashpotatos itu aku buat dari es krim vanilla yang aku olesi dengan mentega agar berwarna kuning!! Akupun segera berdiri dari kursiku dan bersiap-siap lari karena aku tahu dia akan mengejarku sambil berkata “Selamat April Mop, Dita! Enak, kan, mashpotatosnya!!! Hahaha!!” Betul saja, Dita mengejarku hingga aku tertangkap olehnya. Hmm..masa-masa itu menyenangkan..
Aku jadi terfikir, tahun ini aku buat apa, yah? Dan untuk siapa? Oh, iya! Aku punya ide. Aku akan memberikan kejutan tahun ini untuk sahabatku, Raras. Yah,aku memang pernah mengerjainya pada waktu kami masih SD. Waktu itu memberikannya kado yang berisi tikus putih. Dia memang takut sekali sama yang namanya tikus. Tapi tahun ini aku kasih dia apa,yah??
Di perjalanan menuju ke sekolah tadi, aku tiba-tiba dapat ide untuk Raras. Aku senyum-senyum sendiri memikirkan rencanaku itu. Sampai-sampai supirku bilang, “Non April baik-baik aja, kan? Kalo sakit, mendingan gak usah sekolah, deh, non.” Ih, enak aja aku di bilang sakit. Aku kan sehat-sehat aja!
Dear diary,
Sesampainya di sekolah, aku langsung mencari target kejailanku, siapa lagi kalau bukan Raras. Oh, ternyata dia sedang duduk di bangkunya, membaca buku kesukaannya, ‘Harry Potter’. Dia memang sangat suka kisah Harry Potter itu. Buktinya, dia sangat senang waktu aku memberikannya buku ke-7 cerita Harry Potter yang magis itu pada saat ulang tahunnya. Saking senangnya, dia hampir jatuh dari tempat tidurnya yang bermotif princess. Dasar Raras, pikirannya penuh dengan khayalan.
Kelihatannya Raras sebentar lagi akan menyelesaikan buku yang kuberikan itu. Aku,sih, malas baca buku begitu. Tebal sekali!! Dulu saja, ketika aku dipinjamkan buku Harry Potter yang pertama, bukannya dibaca, malah kugunakan sebagai bantal. Yah, aku ngantuk banget baca buku setebal itu,eh, jadi ketiduran. He..he..he..
“Raras!!” teriakku. He..he..siap-siap dapat hadiah, Ras, pikirku. “ Ras, aku punya kabar buruk.”kataku memulai pembicaraan sambil manampilkan wajah yang sangat sedih. “ehm..kamu ingat, kan, lukisan yang susah payah kamu buat untuk nilai prakarya kita” Guru prakaryaku memang menyuruh kami untuk membuat lukisan dengan tema bebas. Nah, kebetulan si Raras jago banget melukis. Makanya, aku serahin bagian melukis sama Raras (tapi aku juga mengerjakan lukisan itu sedikit, lho!). Dan aku bertugas membeli bingkainya. “Nah, kemarin kamu bilang aku aja yang bawa pulang lukisan itu karena mau dibingkai. Nah, saat aku sudah menaruhnya, dengan hati-hati, di kamarku, tiba-tiba gelas yang berisi air di meja sebelah lukisan itu tersenggol dan tumpah ke arah ukisan itu. Akhirnya lukisan itu..lukisan itu..hancur, deh, pokoknya.”
Raras pun berteriak, “APA?” Dia terlihat sangat shock mendengarnya. “Lukisanku..lukisanku ...HANCUR??” Raras hampir menangis. Nah, saat sudah puas melihat ketegangan Raras, aku langsung berteriak, “Happy april fool’s day, Raras! Aku harap kamu menikmati kejutan kecilku!! Hahaha!!”
Bukannya tersenyum apalagi tertawa, Raras malah cemberut. Dia kelihatan marah banget dengan kejutanku. Aku jadi takut melihatnya. “ehm..maaf,ya, Ras. Kalau kejutanku bikin kamu marah..”kataku. “Enggak, aku gak marah. Aku cuma muak melihat kelakuan kamu. Memangnya bagus, ngejailin orang?”kata Raras. “Aku gak tahu, kenapa kamu bisa setega itu ngejailin aku. Kamu tahu, kan, lukisan itu sangat berarti bagiku. Aku sudah bekerja sangat keras demi lukisan itu.” Raras melangkah pergi dari hadapanku. “Tapi, Ras..” aku berusaha mengejar Raras.
Sepanjang pelajaran, Raras mendiamkanku. Dan entah mengapa teman-temanku yang lain juga ikut memusuhiku. Termasuk teman-teman gengku. Aku cuma bisa pasrah. Aku memang salah. Tapi aku tidak bermaksud untuk melukai hati Raras. Duh, aku jadi benci bulan april.
Dear diary,
Sesampainya di rumah, aku tidak langsung masuk ke rumah, melainkan langsung menuju rumah pohon yang sejak aku kecil telah menjadi tempatku berkeluh kesah. Merenungkan kejadian buruk yang telah kualami. Salah satunya, ya, kejadian ini. Rumah pohon ini bagaikan saksi bisu yang telah mendengarkan curhatku.
Hampir 1 jam aku merenung di rumah pohon yang terletak di halaman rumahku yang cukup luas. Aku lihat jam tangan kesayanganku yang diberikan Raras kepadaku saat baru pulang liburan dari Amerika. “Wah, udah jam 3! Pantesan aja aku laper banget. Si mbok masak apa,yah, hari ini?” kataku sambil turun dari rumah pohonku. Si mbok masakannya memang enak, mungkin kalau Pak Bondan Winarno, presenter acara makan-makan itu datang ke rumahku dan mencicipi masakan si mbok, pasti beliau bakal bilang “maknyuss..” Hehehe..
Akupun berjalan menuju pintu depan rumahku yang langsung terhubung dengan ruang tamuku. Aku membuka sepatu kesayanganku yang aku beli dengan uang tabunganku sendiri. Maklum, harga sepatunya sangat mahal. Karena itu orangtuaku menyuruhku untuk membelinya dengan uang tabungan sendiri. Selain itu, belinya juga harus nitip sama Oom dan Tanteku di luar negeri, karena gak dijual disini. Loh, kok jadi pamer gini, yah?
Aku membuka pintu rumahku yang bernuansa kayu. Orangtuaku memang sangat suka dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan alam. Jadilah rumahku seperti hutan-hutan, tapi tetap asri. Sayang, rumahku tidak pernah masuk acara tv yang membahas rumah-rumah unik. Rumahku kan unik juga!! Hehe...
Kembali ke membuka pintu rumahku. Ketika aku membuka pintu rumahku..tiba-tiba terdengar bunyi terompet. “Selamat ulangtahun, April!”teriak teman-temanku. Ternyata teman-temanku datang ke rumahku, termasuk Raras. Aku masih terbengong-bengong melihatnya. Tentu saja, tadi kan mereka semua cuekin aku di sekolah, tapi kenapa sekarang..Oh, iya! Hari ini kan ulang tahunku! Tanggal 1 April 2009!! Duh, gara-gara sibuk sama rencana ngejailin Raras, jadi lupa sama ulang tahun sendiri, pikirku. “Selamat ulang tahun, yah, kawanku, Aprilia Anggraini! Semoga panjang umur dan semua harapanmu terkabulkan! Ingat, kami semua disini, karena kami menyayangimu!” Raras dan kedua orangtuaku datang membawakan kue cokelat, kesukaanku!! Aku pun meniup lilin di kue itu sambil diiringi nyanyian selamat ulang tahun dari teman-temanku.
“Ras, kamu gak marah kan, soal jailanku tadi pagi..”kataku pada Raras seusai acara. “Yah, nggaklah! Lukisan itu kan masih ada di rumahku karena kemarin kamu lupa mengambilnya! Jadi aku sudah tahu kalau semua itu bohong!”jelasnya. “Wah, kamu ternyata teliti juga. Eh, tahu gak, gara-gara kejadin tadi pagi, aku sempet benci sama bulan april! Tapi setelah acara ini, aku sadar kalau kebencianku itu salah.”kataku. “He..he.. oh, iya. Selain itu, kami semua tadi sengaja cuekin kamu. Soalnya biasanya kamu yang ngerjain kita, nah, tahun ini kita mau kamu yang dikerjain. Eh, akhirnya berhasil juga. Ngomong-ngomong wajah kamu jelek banget, deh, tadi waktu kamu minta maaf ke aku tadi pagi karena aku marah- marah!”kata Raras. Aku pun langsung berlari mengejarnya sambil tertawa.
Dear diary,
Hari ini aku sangat bahagia. Aku dapat pengalaman dikerjain, dan bukan mengerjai. Aku juga senang banget, karena teman-temanku peduli denganku, bahkan hari ulangtahunku. Dan hari ini, aku mendapat pelajaran. Orang yang ngerjain kamu, adalah orang yang sayang dan peduli sama kamu.
Akupun menutup buku diaryku. Diary yang penuh kisah hidupku. Aku beranjak dari meja belajarku dan menuju tempat tidurku. “selamat bermimpi di April yang indah.”




Mutia Larasati
SMP Nusantara Kelas VIIA, Makassar

0 komentar: