“Valentine Terindah”
Oleh: Mutia Larasati
SMP Nusantara Kelas IA, Makassar
It’s Valentine day. Hari bahagia dan hari kasih sayang bagi semua orang. Hari dimana semua orang menebarkan CINTA kepada siapa pun yang dicintainya, cinta kepada kedua orang tua, cinta kepada saudara-saudara dan cinta kepada teman-teman. Sebagai tanda sayang dan cinta, di hari kasih sayang ini meraka saling memberi cokelat, boneka, bunga mawar, dan lain-lain. Hm..romantisnya..
Tapi semua itu tidak terjadi padaku, dan kurasa tak akan pernah terjadi padaku. Itu karena aku adalah seorang anak perempuan yang terbiasa dengan kehidupan orangtuaku yang penuh kesederhanaan dan tidak senang bermewah-mewah. Hal itu kadang membuatku tidak percaya diri di sekolah. Aku selalu merasa diriku tidak menarik dan tidak cantik. Akupun tidak pernah merasa pintar. Aku hanya merasa bisa dalam pelajaran sejarah, bahasa, dan segala pelajaran yang menggunakan kepiawaian menghafal. Karena itu juga membuat teman-temanku menjulukiku “si jago hafal”, Tapi dalam pelajaran menghitung..oh, itu adalah salah satu pelajaran kelemahanku. Aku selalu minder dengan teman kelasku, Yamada Mari. Dia cantik, kaya, modern dan dia adalah”master” matematika dan fisika di sekolahku, meski sedikit cerewet dan kelihatan angkuh sehingga terkadang membuat teman-temannya menjauhinya.
Namaku Tsuji Nozomi. Sekolahku di SMP kelas 2-1. Kibana yang bersebelahan dengan sungai yang jernih dan bersih dari pencemaran sebagai tempat bermain dengan teman-teman di musim panas tiba. Aku lahir dan tinggal di Miyazaki, Jepang. Kota yang menurutku sangat menyenangkan karena masih jauh dari hiruk pikuk keramaian kendaraan. Di pagi hari burung-burung bermain dan bercanda dengan kicaunya yang sangat merdu membuatku di hari libur betah dan bermalas-malasan hingga matahari menanjak.
Di musim panas, aku dan sahabat karibku, Kago Ai selalu membeli makanan favoritku, “kaki gori”, es serut yang dituang sirup beraneka rasa dan warna. Apalagi dimusim panas dikotaku ini kadang terasa membakar hingga ke ubun-ubun. Hm..enak sekali! Meskipun kami selalu membeli dengan sembunyi-sembiunyi karena ibu selalu melarangku membeli makanan dengan pengawet bahan kimia berwarna-warni.
Pada saat musim gugur tiba, di saat daun-daun jatuh berguguran dari tangkainya, aku dan Ai sering bermain dengan menggunakan dedaunan yang berjatuhan itu. Terkadang kami berguling-guling di atas daun-daunan yang warnanya bermacam-macam, atau jual-jualan dengan uang dari daun, dan lain-lain. Kemudian saat musim dingin tiba, kami bermain perang-perangan salju yang dingin menusuk hingga ke tulang-tulang. Meski dinginnya salju menusuk dan perih hingga bibir pecah-pecah, tapi sangat mengasikkan sekali!
Di saat musim dingin berakhir bunga-bunga mulai bermekaran dengan indahnya, pohon-pohon sakura mengeluarkan bunga berwarna putih bertanda musim semi mulai tiba, kami tak pernah menyia-nyiakan waktu itu pergi berlibur ke villa milik kakek Ai yang terletak di puncak bukit. Pokoknya, kami melakukan semuanya bersama. Maklum, kami sudah bersahabat sejak dari play group.
Oh.... valentine day tahun lalu aku iri melihat teman-temanku di sekolah. Mereka saling memberikan cokelat dengan berbagai bentuk dan warna pada teman laki-lakinya yang mereka kagumi. Sementara aku tidak ada kegiatan semeriah seperi mereka lakukan. Aku tidak mau kejadian kelabu itu terjadi lagi tahun ini padaku.
Di hari valentine kali ini, lagi-lagi aku iri melihat teman-teman kelas juga sahabatku Ai yang memberi cokelat berwarana pink pada Hideaki, teman sekelas kami yang juga kapten tim basket sekolah kami. Ai memberikan cokelat yang kami buat kemarin. Ai memang sudah merencanakan untuk memberi cokelat pada Hideaki. Tapi, aku belum merencanakan akan memberikan cokelatku untuk seseorang. Semalaman aku memikirkan hal itu. Aku tak mau cokelatku diambil oleh kakak laki-lakiku seperti tahun lalu. Aku tahu, dia memang laki-laki..tapi tahun ini aku menginginkan sesuatu yang berbeda. Aku ingin memberikan cokelatku kepada..hm..siapa ya..??
Aku memandangi murid laki-laki di kelasku. Hideaki, Takahasi, Mamoru...Oh, iya! Mamoru! Sejak tadi pagi Mamoru tidak menerima satu pun cokelat. Kabarnya, Mamoru telah menolak semua cokelat yang diberikan padanya. Hm..kurasa aku akan mengurungkan niatku untuk memberikan cokelat padanya. Yah, tidak jadi kasih cokelat deh..
Saat istirahat, aku dan Ai duduk di taman sekolah sambil menyaksikan teman-temanku bermain basket, aku melihat ke sekelilingku. Tiba-tiba aku merasa sedang diperhatikan seseorang. Tapi saat aku menoleh “sesuatu” yang memandangiku itu tidak menampakkan diri. Aku jadi curiga.
“Ai, cokelat yang kamu berikan pada Hideaki diterima, tidak?, tanyaku. “Diterima, dong! Malahan, Hideaki berjanji akan membalas cokelatku diWhite day, tanggal 13 Maret nanti.” terang Ai dengan mata berbinar-binar. “Yah, selamat deh..Aku ikut senang cokelat sahabatku diterima.”kataku dengan wajah sedih. “Kamu kenapa? Kamu kan sudah membuat cokelat juga. Kenapa tidak dikasih ke orang yang kamu kagumi?”Tanya Ai. “Aku tak tahu siapa yang sebaiknya aku berikan cokelat. Tidak ada teman laki- laki kita yang aku anggap special. Selain itu, tidak mungkin ada yang menganggap aku special. Jadi kurasa, tahun ini cokelat special ini akan dimakan oleh kakakku, LAGI.”
Seharian aku memikirkan sesuatu yang memperhatikanku. Siapa, ya dia.. apakah dia perempuan atau laki-laki, manusia atau bukan..aduh aku tak berani menyebutkan kata hantu.
Yah, apapun bentuknya, aku ingin maksud ‘sesuatu’ itu baik, bukan untuk menggangguku di hari valentine ini.
Teng-teng..teng...Bunyi bel berbunyi. Uh, pelajaran fisika. Semua murid menghela nafas. Aku selalu berfikir, kenapa pelajaran seperti ini harus kita pelajari. Menuruku tidak terlalu penting. Mana gurunya galak banget lagi! Ah, kayaknya fisika memang tidak disukai olehku, dan kayaknya oleh sebagian besar teman-temanku juga. Ketika bel berbunyi tanda pelajaran selesai dan istirahat, Aku dan Ai berjalan menuju kantin. Menu hari ini apa yah, tanyaku. Oh, spagetti dengan potongan fillet ikan. Hem...., pasti enak. Kami pun berdua memesannya. Ketika aku sedang menikmati spagetti fillet ikan yang masih panas dengan asapnya yang masih mengepul, tiba-tiba teman kelasku, Natsumi menemuiku. “Ada apa, Nacchi?”tanyaku pada Nacchi alias Natsumi. “Ehm..begini, Tsuji.”Nacchi menjawab dengan sangat gugup, membuatku jadi takut. “Tadi ada seseorang yang memintaku untuk memberi tahukan ini padamu.” “Memberitahu apa?”aku semakin penasaran. “Pokoknya, ‘orang’ itu memintamu untuk menemuinya pulang sekolah di taman.” Nacchi pun pergi sambil berlari. Aku dan Ai berdiri kebingungan melihatnya.
Sepulang sekolah, aku dan Ai langsung menuju taman sekolah yang masih berkabut dingin dan diujung ranting pepohonan masih tersisa butiran salju. Sebenarnya Ai ragu-ragu untuk menemaniku ke taman. “Tsuji, apa kau yakin akan kesana? Bagaimana jika ‘orang’ itu sebenarnya orang jahat?”Ai berbicara dengan muka ingin menangis. Kurasa Ai tidak ingin sahabatnya di tipu oleh orang jahat. “Ai, aku tahu kamu cemas. Aku juga sama cemasnya denganmu. Tapi, tidak ada salahnya kita coba. Siapa tahu orang itu bukan orang jahat seperti yang kamu kira. Aku berusaha menenangkan Ai.
Sesampainya di taman sekolah, Aku dan Ai mencari sosok yang katanya mencariku itu. Tapi, tidak orang lain selain seorang laki-laki yang menggunakan seragam sekolah dengan leher terbalut syal. Apa itu, yah, orangnya? . Tsuji, mungkin itu orang yang ingin menemui kamu. Coba temui dia, seru Ai”. Aku pun berjalan secara perlahan menuju orang itu. Aku merasa jantungku berdetak sangat cepat dan berkeringat, meski dingin masih menusuk hingga tulang. Aduh, siapa yah orang ini..??
“Ehm, permisi..saya dengar anda mencari saya. Anda siapa ya?, tanyaku dengan takut.
Tiba-tiba orang itu berbalik padaku. Ternyata itu adalah...Kak Hiroki? Dia, kan anak kelas 3-1 yang sangat di kagumi semua murid perempuan di sekolahku! Tapi..kenapa dia? “Oh, akhirnya kamu datang juga, kata Kak Hiroki dengan syalnya yang khas untuk pakaian musim dingin. Aku hanya bisa menganga mendengarnya. Pasti aku terlihat bodoh saat itu. “Aku tahu, kamu pasti bingung kenapa aku memanggilmu kemari. Aku ingi memberikan ini kepadamu.”kak hiroki memberikan sekotak cokelat kepadaku. “Sebenarnya beberapa hari ini aku sering memerhatikanmu. Aku ingin memberikan cokelat itu, tapi aku malu. “Tapi..kenapa kakak mau memberikan cokelat itu padaku? Mungkin aku tak pantas dan sangat berbeda dengan murid-murid lain yang juga suka sama kakak. Mereka cantik, pintar, berbakat. Sedangkan aku..?, aku jadi bingung sendiri. “ Karena kamu beda dengan mereka, sapanya. Mereka cantik, tapi dibuat-buat. Sedangkan kamu, punya yang lain yang mereka tidak miliki. Kamu punya inner beauty. Itu yang beda.” Aku tersanjung dan tersenyum haru mendengarnya, “Ini adalah valentine terindah di akhir musim dingin yang pernah ada.”
Rabu, 13 Mei 2009
VALENTINE TERINDAH
Diposting oleh mutia larasati di 19.20
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar